Senin, 06 Oktober 2008

Ali dan Baju Besi

Suatu saat Khalifah Ali r.a kehilangan baju perangnya yang terbuat dari besi dari halaman samping rumahnya. Beberapa hari kemudian Ali r.a melihat baju perangnya tersebut di tangan seorang yahudi di pasar. Merasa yakin bahwa baju itu miliknya maka Ali r.a pun menyanyakan kepada si Yahudi tersebut. Keduanya bersikeras bahwa baju perang itu milik mereka, akhirnya Ali r.a mengadukan psersoalan tersebut kepada qadhi. Maka digelarlah pengadilan dengan Ali r.a sebagai penuntut serat si Yahudi sebagai terdakwa.Qadhi membuka persidangan dengan bertanya kepada Khalifah Ali r.a "Wahai Khalifah apa tuntutan anda kepada terdakwa?" Kahlifah pun menceritakan kejadian saat beliau hendak mencuci baju perangnya bersama putranya Hasan di halaman samping rumahnya, namun hilang sebelum beliau sempat mencucinya." Apakah engkau dapat membuktikan bahwa baju perang itu milik engkau?" tanya qadhi kepada Khalifah Ali r.aAli r.a terkejut dengan pertanyaan tersebut, ia merasa sulit membuktikan bahwa baju itu adalah miliknya, akhirnya ia mengajukan Hasan putranya sebagai saksi kepemilikan baju itu.Namun qadhi menolak saksi dari pihak keluarga. Akhirnya qadhi pun memutuskan bahwa baju perang itu adalah milik si Yahudi. Seperti mimpi di siang bolong si Yahudi tak percaya dengan keputusan qadhi. Ia sungguh tak menyangka akan menang dalam urusan ini, karena yang dihadapi adalah Khalifah Ali r.a sang penguasa saat itu, lagi pula sebenarnya dialah yang mencuri baju itu.Si Yahudi merasa betapa Islam sangat mulia, meski ia yahudi miskin dan penuntutny adalah Khalifah Ali r.a sang Miarul Mukminin, namun karena beliau tidak dapat membuktikan kepemilikannya maka ia lah yang menang. Maka iapun mendekati Khalifah Ali dan menyatakan masuk Islam serat mengembalikan baju perang tersebut kepada Ali r.a.Kahlifah Ali terteguk sejenak, kemudian menganghadiahkan baju perang tersebut kepada si yahudi sebagai wujud kegembiraannya karena ke Islam an si yahudi tersebut.. (disarikan dari kisah teladan)